Jumat, 31 Desember 2010

Yorince Mella, BMI Hilang di Malaysia

Yorince Mella, BMI Hilang di Malaysia

Sering Disiksa, TKI Kabur dari Rumah Majikan

KUPANG--MICOM: Sering disiksa dan tidak digaji, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) melarikan diri dari rumah majikannya di Malaysia.

Yorince Yuliana Agustina Mella, 21, TKI asal Desa Netemnan Selatan, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, kini ditampung di agensi pekerjaan MN SDN BHD (392142-T) Lesen JTR : 536, IMM.101/HQ/857/4/059 40M dan 40B Jalan SS 21/35, Damansara Utama, 47400 Pataling Jaya, Selangor Darul Ehsan.

Sebelumnya, ia dilaporkan hilang sejak akhir 2009 oleh Perusahaan Jasa Tenaga Kerja
Indonesia (PJTKI) Gasindo Boalasari, perusahaan yang memberangkatkan Yorince ke Malaysia pada 2007.

Informasi mengenai temuan Yorince itu disampaikan rekannya bernama Rosa Tanone yang pulang dari Malaysia beberapa hari lalu. Laporan itu disampaikan kepada orang tua Yorince sebelum diteruskan pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Penguatan Institusi dan Advokasi Rakyat (PIAR) NTT yang selama ini mencari keberadaan TKI tersebut.

Staf Divisi Advokasi PIAR Jan Pieter Windy mengatakan itu ketika dihubungi Media Indonesia di Kupang, Minggu (19/12). Namun tidak diinformasikan apakah Yorince juga mengalami luka akibat penyiksaan yang dialaminya.

"Dari Rosa Tanone diketahui bahwa Yorince Mella sekarang masih berada di Malaysia, berbeda dengan apa yang sebelumnya disampaikan PT Gasindo Bualasari kalau Yorince Mella telah berada di Indonesia," katanya. (OL-5)

http://www.mediaindonesia.com/kirim/2010/12/12/189181/23/2/Sering-Disiksa-TKI-Kabur-dari-Rumah-Majikan-.html

Selasa, 28 Desember 2010

Petugas kembali gerebek PJTKI ilegal di Jakarta

Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BP2TKI) Kementerian Tenaga Kerja, kembali menggerebek Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) ilegal di Jakarta. Kali ini sasarannya adalah PJTKI yang beralamat di RT 02/01, Pinangranti, Makasar, Jakarta Timur, Selasa (30/11).

Dari lokasi itu, petugas berhasil membekuk dua orang pengelola PJTKI ilegal. Selain itu, tujuh calon TKW asal Kupang, NTT juga turut diamankan untuk dimintai keterangan. Penertiban PJTKI ilegal di Jakarta Timur ini adalah yang kedua kalinya dalam bulan ini. Karena sebelumnya petugas juga menggrebek tempat penampungan calon TKW di Jalan Eretan 2 Balekambang, Kramatjati.

Informasi yang berhasil dihimpun, kedua pengelola PJTKI ilegal ini masing-masing Listia Yanti dan Herman Manave. Keduanya merupakan jaringan internasional dalam pengiriman TKI secara ilegal ke Malaysia. Namun keduanya mengaku baru beroperasi selama 1,5 bulan lalu. Dari tempat penampungan itu, ada 16 calon TKW yang direkrut Herman dari daerah Kupang NTT namun 9 di antaranya telah diterbangkan ke Malaysia secara ilegal. Pengirimannya melalui Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, bukan melalui Bandara Soekarno-Hatta, sebagaimana mestinya.

Kasubdit Pencegahan TKI Ilegal BNP2TKI, Kombes (Pol) Yunarlim Munir, mengaku mendapatkan informasi adanya tempat penampungan PJTKI ilegal ini dari warga. Karenanya ia bersama aparat kepolisian setempat langsung menggerebek tempat penampungan yang terletak di Jl Pondokgede Raya RT 02/01, Pinangranti. Lokasinya persis di belakang Mapolsek Makasar, hanya berjarak kurang lebih 300 meter.

"Secara perorangan, dilarang mengirim TKI ke luar negeri. Apalagi saat ini pengiriman TKI ke Malaysia masih dalam moratorium atau penghentian sementara. Sejauh ini kami masih mendalami kasusnya. Untuk sementara kami menduga ada indikasi perdagangan manusia atau trafficking," kata Yunarlim.

dikutip dr beritajakarta.com.

TKW Asal NTT Kabur Dari Penampungan

Trauma dengan berbagai pemberitaan di media yang menyangkut penyiksaan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dua calon tenaga kerja wanita asal Nusa Tenggara Timur (NTT), berusaha melarikan diri dari penampungan PJTKI tempat mereka bernaung.

Untuk memastikan alasan kaburnya 2 TKW ini, anggota satreskrim Polres Sidoarjo, mendatangi pjtki PT Interindo Mitra Sukses di Desa Ngingas Waru Sidoarjo.

Tentu saja kedatangan anggota satreskrim ini, mengagetkan para calon tkw yang berada di penampungan tersebut.

Satu dari dua calon tkw asal Nusa Tenggara Timur yaitu Natalia (23), dijemput oleh anggota streskrim.

Sementara Imelda Lolo (23), dilaporkan melarikan diri dari lokasi penampungan dan belum ditemukan sampai sekarang.

“Natalia terpaksa kami bawa ke Mapolres Sidoarjo untuk dimintai keterangannya, apakah alasan melarikan diri karena trauma soal penyiksaan TKI di Luar Negeri, “ ujar Kasat reskrim Polres Sidoarjo, AKP Ernesto Saiser, Rabu (07/12/2010).

Dari hasil penyelidikan sementara, Natalia dan Imelda Lolo berusaha melarikan diri dan memaksa pulang karena trauma menonton pemberitaan diberbagai media soal kasus penyiksaan TKI di luar negeri.

“Dari pihak PJTKI menyatakan bahwa dua tkw ini minggu depan akan diberangkatkan ke Singapura, “ imbuhnya.

Sementara itu, dari keterangan warga setempat, para calon tkw dipenampungan pjtki sebelumnya seringkali melarikan diri dan berusaha kabur.

Namun warga tidak tahu pemicu kaburnya para calon tkw tersebut.

“Kita sering melihat mereka kabur, tapi kita tidak berani melaporkanya ke petugas kepolisian, karena korban tidak bersedia melapor, “ kata Jayus, salah satu warga.

PJTKI Interindo Mitra Sukses sendiri, enggan memberikan komentarnya terkait kaburnya dua calon tkw tersebut.

Bahkan, pagar yang berada di sekeliling kantor PJTKI ini , diberi kawat berduri tertutup rapat. (Arip)
http://www.lingkartimur.com/2010/12/tkw-asal-ntt-kabur-dari-penampungan.html

Sabtu, 25 Desember 2010

RIBUAN TKI NTT BELUM MENDAPAT PERHATIAN PEMERINTAH

Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Nusa Tenggara Timur Sarah Lerry Mboeik menilai pemerintah daerah belum memperhatikan secara serius nasib ribuan TKI asal NTT yang bekerja di luar negeri, seperti Malaysia, Arab Saudi dan Singapura.

"Kita membanggakan mereka (TKI) sebagai penyumbang devisa terbesar kedua bagi Indonesia, tetapi belum mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah asal TKI tersebut," kata Sarah di Kupang, Sabtu.

Akibat kurang adanya perhatian tersebut, tambahnya, banyak TKI asal NTT menjadi korban perdagangan manusia, karena proses rekruitmen para tenaga kerja tersebut dilakukan secara ilegal atau tidak melalui jalur resmi.

Ia mengatakan dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Advokasi Eliminasi dan Pencegahan Pekerja Anak NTT menyebutkan hingga Juni 2010, ada sekitar 14.848 TKI asal NTT yang bekerja di luar negeri adalah korban perdagangan manusia, karena direkrut tidak melalui jalur resmi.

Menurut dia, proses rekruitmen para TKI ini dilakukan oleh para calo yang masuk keluar desa, dengan target utama anak-anak yang berpendidikan rendah bahkan tidak sekolah.

"Masalah pendidikan menjadi faktor utama maraknya TKI menjadi korban perdagangan. Hal ini terjadi, karena anak-anak usia kerja di desa tidak memiliki pengetahuan yang memadai," ujarnya.

Ia menambahkan rata-rata mereka hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar dan berasal dari keluarga miskin yang ingin segera mendapatakan pekerjaan.

Dengan keterbatasan pengetahuan seperti itu, kata dia, maka banyak TKI yang menjadi korban kekerasan dari majikannya saat bekerja di luar negeri.

"Ini sebuah realita yang sudah menimpah begitu banyak TKI, tetapi perhatian dari pemerintah daerah atas nasib para tenaga kerja kita di luar negeri, praktis jarang terjadi," ujarnya 

Copyright © ANTARA